SEJARAH

SEJARAH PENDIRIAN IAIN AMBON

A. Dasawarsa Milenium

Institut Agama Islam Negeri Ambon dibentuk pada tanggal 29 Agustus 1982, yang kalah itu masih merupakan kelas jauh dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Makassar, sekarang Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

Sejak tahun 60-an telah muncul gagasan-gagasan untuk mendirikan Lembaga Pendidikan Tingggi Islam di Maluku. Seiring dengan konstalasi umat beragama di Maluku, tampaknya gagasan pendirian Lembaga Pendidikan Islam tersebut lebih terakomodir di Ternate, Maluku Utara. Melalui berbagai pendekatan dan dialog antar tokoh masyarakat Islam setempat, maka ide dan gagasan pendirian Lembaga Pendidikan Tinggi Islam kemudian diupayakan untuk direalisir secepatnya.

Hasilnya, tepat pada pertengahan dasawarsa 60-an, pada tanggal 3 November 1966 diresmikan berdirinya Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Makassar Cabang Ternate (Fillial), sekaligus melantik Drs. Mustafa Alhadar sebagai Pjs. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Cabang Ternate berdasarkan SK Menteri Agama RI Nomor: 55 Tahun 1966 tanggal 31 Agustus 1966.

Sementara itu di Ambon, Provinsi Maluku, gagasan pendirian Lembaga Pendidikan Tinggi Islam dimulai sejak awal tahun 60-an. Usaha itu, baru terealisasi di tahun 80-an. Para pendiri harus berhadapan dengan berbagai kendala, mulai dari kesiapan sarana dan prasarana, hingga kesiapan sumber daya manusia yang masih terbatas antara tahun 60-an hingga 70-an.

Masa-masa sulit di era tersebut tidak mengganggu niatan para perintis untuk terus berjuang demi mendirikan lembaga pendidikan tinggi Islam di Provinsi Maluku, tepatnya di Kota Ambon. Semangat juang para pendiri terus digelorakan meski dihadapkan dengan berbagai rintangan. Tahun berlalu begitu cepat. Bayangan untuk adanya kampus Islam di Kota Ambon terus menjadi-jadi. Rindu menimba ilmu agama di pendidikan tinggi di negeri sendiri tak pupus, meski dianggap mustahil kala itu.

15 tahun berlalu sudah sejak adanya fillial Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Makassar di Ternate. Kini sudah masuk tahun 80-an. Tahun penyemangat bagi para perintis kampus hijau, yang kini berdiri megah di bawah kaki bukit kayu satu.

Kota Ambon dan Maluku umumnya yang masih tampak hijau nun asri, seolah memaksa para pendiri agar tak tidur lelap. Malam berganti siang dirasa singkat. Keinginan mendirikan kampus Islam di Kota Ambon yang sempat pupus di tahun 60-an kembali mekar. Terbukti dengan hadirnya kabar juang di tahun 80-an tersebut.

Tepat pada tanggal 29 Agustus 1982, hadirlah SK pendirian Fakultas Syari’ah yang merupakan fillial dari Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang.

Rasa gembira dan haru masyarakat Maluku khususnya umat Islam yang turut berjuang kian melengkap dengan dimandatkannya Drs. H. Usman Rumbia sebagai Kuasa Dekan.

Kepercayaan yang diberikan kepada Drs. Usman Rumbia dimanfaatkan secara maksimal. Alhasil, seiring waktu berganti tahun yang tidak lama, minat masyarakat khususnya di Kota Ambon untuk menempuh pendidikan tinggi akhirnya terkabul.

Merespon keinginan masyarakat Maluku kala itu, maka diusulkan untuk penambahan fakultas baru. Hanya tapuk angka, tahun 1983, pihak IAIN Alauddin Makassar merealisasikan pembentukan Fakultas Ushuluddin. Agar fakultas ini dapat dikelola dan berjalan sesuai target, maka bersamaan itu dimandatkan Drs. H.A.R. Umarella sebagai kuasa Dekan.

Tentu, masih terbatas dengan sarana dan prasarana perkuliahan. Gedung kuliah masih menumpang di Kantor Wilayah Departemen Agama (kini Kanwil Kemenag) Provinsi Maluku, yang kalah itu masih berkantor di Asrama Haji, Kawasan Air Salobar, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon.

Belum memiliki gedung kantor dan gedung kuliah definitif, semangat para pendiri justeru semakin kuat. Terobosan perlahan dilakukan dengan kembali meminjam bangunan milik kampus Yayasan Darussalam Maluku yang saat itu dipimpin Drs. H. Hamadi B. Husain, pada tahun 1984.

Waktu berlalu dengan cepat mengiringi perjalanan pembentukan IAIN Ambon saat itu. Empat tahun lewat sudah. Dua fakultas yang semula berstatus sebagai fillial disahkan menjadi fakultas definitif IAIN Alauddin Unjungpandang, Cabang Ambon, Tahun 1988. Fakultas Syariah dan Ushuluddin didefinitifkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1985 dan Keputusan Presiden RI Nomor 9 Tahun 1987, yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Agama RI. Nomor 18 Tahun 1988.

Akhirnya pada tanggal 5 Juli 1988, keluarlah Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor B.II/3/7620/1988 tentang dua dekan defenitif, yang ditindaklanjuti dengan pelantikannya pada tanggal 29 Agustus 1988. Angka 29 Agustus rupanya menjadi angka beruntung bagi kehadiran kampus tersebut. Drs. H. Sahabuddin didaulat sebagai Dekan Fakultas Syari’ah, dan Drs. H. Hamadi B. Husain sebagi Dekan Fakultas Ushuluddin.

Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki kedua pimpinan ini terus diuji dan diasa. Ini, dibuktikan dengan kegigihan keduanya dalam menahan sabar membangun kampus IAIN Ambon di masa-masa itu. Meski dalam keterbatasan, dua tokoh ini tak pernah mundur untuk mengatur kampus tersebut menjadi lebih baik. Bukan saja memikirkan aktifitas belajar-mengajar di kelas, tapi keduanya harus melangka lebih cepat dari sebelumnya.

Sejak diizinkan beroperasi di era 80-an hingga masuk era 90-an, kampus IAIN Ambon belum juga memiliki lahan dan bangunan sendiri.

Apa jadinya, bila kampus ini terus berkembang dengan baik, namun tidak memiliki bangunan dan lahan. Alhasil, keberpihakan takdir seolah mengizinkan untuk kampus tersebut berkembang menjadi lebih baik di Kota Ambon, Provinsi Maluku. Terbukti, pada tahun 1992, dua dekan tersebut mendapat kepercayaan dari Keluarga Hatala di Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon dengan pemberian (hibah) tanah seluas 27 ha (2.700 M2).

Tak menunggu lama, lahan tersebut langsung dimanfaatkan secepatnya untuk pembangunan. Kendati masih berstatus kelas jauh IAIN Alauddin Ujungpandang, bukan berarti para pendirinya mengurung-urung niat untuk memajukan kampus itu. Menarik minat masyarakat untuk menimba ilmu di kampus ini terus digalakkan. Hasilnya, pihak IAIN Alauddin Makassar kembali memberikan mandat dengan adanya penambahan lima jurusan baru. Jurusan Perdata Pidana, Jurusan Peradilan Agama serta Perbandingan Mazhab dan Hukum di Fakultas Syari’ah. Jurusan Aqidah Filsafat dan Jurusan Dakwah di Fakultas Ushuluddin.

Perubahan dan kecepatan pembangunan terus digulirkan. Hingga akhirnya, kampus yang berada di Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon ini mendapat kepercayaan dari pemerintah pusat untuk mendirikan kampus secara mandiri. Tepatnya di tanggal 21 Maret 1997, terbit Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 11 Tahun 1997, tentang Pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, jo. Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. Tahun 1997 tanggal 30 Juni 1997 tentang Organisasi dan Tata Kerja STAIN Ambon, jo. Surat keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam No. E/136/1997 Tanggal 30 Juni 1997, tentang alih status dari fakultas daerah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. Secara yuridis formal, fakultas IAIN Alauddin Makassar di Kota Ambon, baik itu Fakultas Syari’ah maupun Fakultas Ushuluddin IAIN berganti nama menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ambon. Dikeluarkannya SK pendirikan STAIN Ambon sebagai awal dari pembentukan kampus hijau ini.

Kepercayaan yang diberikan kepada Drs. H. Idris Latuconsina, untuk menakodai kampus STAIN Ambon dari tahun 1999 hingga 2003 terus membawa perubahan. Lewat tangan dingin beliau, STAIN Ambon berhasil mengusulkan sejumlah program studi baru, yang kemudian menjadi modal untuk peningkatan sumber daya manusia di Maluku hingga sekarang. Beberapa program studi yang telah dibentuk saat itu; Program Studi Muamalah, Program Studi Al-Ahwal al-Syakhsyiyah, Program Studi Jinayah Siyasah, Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum, Program Studi Akidah Filsafat, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), serta Program Studi Pendidikan Agama Islam, yang dikembangkan hingga tahun 1999.

Berganti tahun antara 2000-2001, kembali diusulkan pembukaan Program Studi Jurnalistik, Program Studi Sosiologi Agama, Program Studi Pendidikan Matematika, Program Studi Pendidikan Biologi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Diploma 2 dan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Setelah program studi itu direalisasikan, bendera membangun STAIN Ambon untuk menjadi kampus yang lebih baik terus mengibar. Tak ayal, kampus ini terus didorong untuk meningkatkan segala sistem pelayanan, termasuk dipikirkannya pembentukan fakultas, yang diawali dengan peralihan status dari STAIN menjadi IAIN.

B. MENJADI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AMBON

Cikal bakal transformasi STAIN Ambon menjadi IAIN Ambon seiring dengan perubahan roda pembangunan di Maluku. Baik dari aspek pembangunan sarana dan prasarana, hingga kebutuhan akan sumber daya manusia. Melihat fenomena pembangunan di daerah secara nasional yang terus mengalami perubahan pasca reformasi 1997-1998, maka para tokoh kepemimpinan di STAIN Ambon mulai berpikir lebih maju.

Berbagai gagasan dimunculkan untuk menata kampus hijau dengan tagline Cerdas dan Berbudi tersebut. Selaras dengan tagline itu, maka STAIN Ambon harus lebih mantap tidak hanya pengembangan di bidang kependidikan saja, tapi juga soal status kependidikannya. Tak heran, bila para pimpinan di peridoe 2003-2006 memacu semangat tinggi untuk mentransformasikan STAIN Ambon menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon.

Terobosan dan kerja keras kepempinan di masa itu, membuahkan hasil dengan terbitnya Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2006, tanggal 29 Desember 2006, tentang peralihan status STAIN Ambon menjadi IAIN Ambon.

Ketua STAIN Ambon, Drs. H.M. Attamimy, M.Ag yang telah membawa perubahan ini mendapatkan kepercayaan sebagai Penjabat Rektor IAIN Ambon sekaligus untuk menyiapkan seluruh perangkat pasca alih bentuk dari STAIN Ambon menjadi IAIN Ambon di Tahun 2006 tersebut. Beberapa hal yang disiapkan, seperti, menetapkan tiga fakultas; Fakultas Syariah dan Muamalah, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah serta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Masa-masa sulit mulai dialami IAIN Ambon di awal pembentukannya pasca dilakukan pemelihan Rektor IAIN Ambon Tahun 2006-2007.

Namun demikian, bukan berarti kampus ini mengalami kemunduran. Tak lama pemilihan Rektor IAIN Ambon setelah alih bentuk, Pemeritah Pusat dalam hal ini Kementerian Agama RI (Departemen Agama, saat itu), mengamanatkan Prof. H. Arief Furqan, MA. Ph.D, sebagai Pgs Rektor untuk mengawal IAIN Ambon menggantikan Drs. Moh. Attamimy. Hanya selang beberapa bulan Arif Furqan memimpin kampus ini, Pempus kemudian menetapkan Prof. Dr. H. Dedi Djubaedi, sebagai Rektor definitif. Beliau ditetapkan menjadi Rektor dengan terbitnya SK Presiden RI Nomor: 103/m Tahun 2008. Di tangan Beliau, perubahan secara besar-besaran terjadi. Selain perubahan dalam bentuk fisik gedung-gedung, tapi juga perubahan sumber daya manusia. Kepemimpinan Beliua dianggap sebagai fase reformasi IAIN Ambon secara totalitas pasca berganti dari STAIN Ambon. Tak saja mengubah pembangunan fisik dan sumber daya manusia, tapi juga mengubah pola berpikir pegawai dan dosen di kampus hijau ini.

Dibantu oleh bawahannya, Dedi berhasil membawa kampus ini ke berbagai kanca nasional hingga internasional. Kepemimpinan Prof. Dr. H. Dedi Djubaedi, M.Ag hanya berlangsung kurun waktu 2009 - 2012. Sebab, Prof. Dr. H. Dedi Djubaedi, M.Ag diamanahkan untuk memimpin Dirjen Madrasah di Kantor Kementerian Agama RI pada Tahun 2012. Ia kemudian dipercayakan menjadi Pgs Rektor hingga menunggu keputusan Menteri Agama RI untuk penetapan Rektor definitif, pasca dirinya ditarik ke pusat. 

C. KEPEMIMPINAN IAIN AMBON

Kepemimpinan IAIN Ambon dihitung sejak keberadaan kampus ini masih di bawah payung IAIN Alauddin Makassar. Berikut para pimpinan yang pernah menakhodai IAIN Ambon, sejak terhitung dari masih filial.

  1. Drs. H. Usman Rumbia (Pjs. Dekan Fakultas Syariah Filial Fakultas Syariah IAIN Alauddin Ujung Pandang) Tahun 1982 – 1988;
  2. Drs. H. Abd. Rahman Umarella (Pjs. Dekan Fakultas Ushuluddin Fillial Fakultas Ushuluddin IAIN Alauddin Ujung Pandang) Tahun 1983 – 1988;
  3. Drs. H. Sahabuddin (Dekan Fakultas Syariah IAIN Alauddin di Ambon) Tahun 1988 – 1995;
  4. Drs. H. Hamadi B. Husain (Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Alauddin di Ambon) Tahun 1988 – 1995;
  5. Drs. H. Hamadi B. Husain (Dekan Fakultas Syariah IAIN Alauddin di Ambon) Tahun 1995 – 1997;
  6. Drs. H. Hamadi B. Husain (Pjs Ketua STAIN Tahun 1997
  7. Drs. H. M. Sattu Alang, M.Ag (Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Alauddin di Ambon) Tahun 1995 – 1997;
  8. Drs. H. M. Sattu Alang, M.Ag (Ketua STAIN Ambon) Tahun 1997.
  9. Drs. H. Idris Latuconsina (Ketua STAIN Ambon) Tahun 1997 – 2003;
  10. Drs. H. M. Attamimy, M.Ag (Ketua STAIN Ambon) Tahun 2003 – 2006;
  11. Drs. H. M. Attamimy, M.Ag (Pjs. Rektor IAIN Ambon) Tahun 2006 – 2007;
  12. Prof. Dr. H. Arif Furqan, MA, Ph,D. (Pjs. Rektor IAIN Ambon) Tahun 2007 – 2008;
  13. Prof. Dr. H. Dedi Djubaedi, M.Ag (Rektor IAIN Ambon) Tahun 2008 - 2012:
  14. 14.Dr. Hasbollah Toisuta, M.Ag (Rektor IAIN Ambon) Tahun 2012 – 2020;
  15. 15.Dr. Zainal Abidin Rahawarin, M.Si 2020 - SEKARANG;

Dilihat: 7483